Rabu, 28 April 2021

Nichi Yoobi @ Pulau Condong, 6 Des'09

 Ditulis 2009
Miko Takada Tapiono

    Enjoy Jakarta event yang di adakan di depan Kantor Pos kawasan Museum Fatahillah, Jakarta Kota, Sabtu malam 5 Des '09, tak terasa telah mengantarkanku pada jam 23.45 Waktu Indonesia Bagian Terminal Bus Pulo Gadung.
Setelah perut terisi, rasanya nyaman juga duduk di Bus Arimbi (P.Gadung~Merak) AC bertarif Rp 20.000,- yang siap mengantarkanku ke suatu tempat yang bahkan blum terbayang dalam anganku saat itu.
Terpejam untuk beberapa saat, tak terasa Arimbi sudah mengantarkanku ke Merak melalui Tol Tangerang, melewati Serang.

    Minggu 6 Des '09, jam 03.00 pagi, setelah turun dari Arimbi kuikuti Mas Edi, teman satu bus Arimbi. Karena saat kutanya ternyata tujuan kita sama, yaitu untuk menyebrang ke Bakauheuni, Lampung.
"Kalau dulu sebelum terminal pindah, begitu turun di Merak sudah langsung pelabuhan, ga perlu jalan sejauh ini, kalo mo ngojek 5 Rb!" Ujar Mas Edi setelah berhasil membeli Tiket Ferry Ekonomi Seharga Rp 10.000,-.
"Jangan sekali-kali beli makanan di Kapal, mending disini aja masih normal. Kalau di atas kapal ngopi aja bisa 7 rb!" imbuh Mas Edi.
Setelah perbincangan itu, pintu dermaga terhubung ke kapal Ferry Titian Murni, kami mulai naik setelah penumpang turun dengan rapi.

    Nyaman terasa tempat yang kududuki sekarang. Bryan adams 1 album di suguhkan di ruang "AC Ekonomi Gratis". Tulisan yang kubaca sebelum duduk di dalam ruangan sofa deck B kapal ini.
Gile ternyata enak juga yah lagu2 Bryan. Dari judul-judul lagu yang sempet w dengerin, w bikin update status pagi itu keak gini "Do i have to say the words, on a day like today, a morning without moaning, what a wonderful worlds".
haha begitu narsisnya q ini..ga jegos bhs inggris aja sok sok-in.

    Allahu Akbar .... Rasa getar yang aku rindu, kutemukan di sini. Ditengah Laut dan kesendirian. Nama Allah ketika subuh berkumandang di atas kapal ini, berbeda sekali rasanya.. Ga pake lama Ga pake males, langsung aku cari-cari sumber Muadzin, Lantunan Adzan yang indah dan menggetarkan. Ternyata kutemukan ada di dek bawah kapal. Kemudian ber-enam bersama penumpang lainnya, kami sholat subuh berjamaah. Indah.
Dalam keterasingan, ketergantungan kepada-Nya jadi meningkat, Kesombongan sbg manusia sedikit berkurang.




    Sampai di Bakauheuni jam 6 pagi, dan rasa Lapar mendera. Itulah kesan pertama saat sampai di Tanah Sumatera ini. Turun dari pelabuhan aku langsung jalan ke arah terminal. Mengikuti arus teman2 lainnya yang baru turun dari kapal. Para Calo mulai sibuk menyambut penumpangnya. Menarik2 sembari nanya2, "kemana mas?", "ngojek mas?"
Ketika ada yang bertanya padaku, aku jawab aja ""mo ke warung, Makandd..." eh.. kabur deh tu pada. Lagian emang w mas mu apa? -mas-mas-mas... hihiihi..

    Hemmm Alhamdulillah, Perut terisi Filling kembali beraksi. Mau kemana nih baru jam 6 pagi udah di Pulau Sumatera.
Ahaa... cari pantai ah.. akupun mulai bertanya, dimana ada lokawisata yang mudah di jangkau dari sini.
Dari gadis di kasir warung tempat aku makan tadi, aku di berikan pilihan wisata ke Pasir Putih, sekaligus bus mana yang harus kunaiki untuk sampai di tujuan. Bakauheuni~Rajabasa, AC Rp 22.000,- itu dia bis plus tarifnya sudah kudapat. Go.... Pasir Putih

    Pembakaran karbohidrat menangkis hawa dingin pegunungan Lampung selatan, Nyaman kurasa.
Ah.. sayang aku jadi ketiduran karenanya. Jam 8 aku di bangunkan dari kantukku..
nyesel juga ketiduran, karena pemandangan bukit terjal dan jalan berliku, bagus..

    "Pasir putih.. 2x!!" teriak kernek bus..
Aku bersama satu penumpang lainnya di turunkan di pertengahan jalan trans menuju Rajabasa. Perjalanan ke Rajabasa kurang lebih masih memakan waktu sekitar satu jam lagi.
    "Camp Latihan Pasir Putih" terpampang samping warung dekat jalan masuk utama lokawisata milik anggota korem itu. Di warung itulah aku ngobrol dengan mas-mas yang turun bersamaku tadi. Kemudian diketahui namanya adalah Agus. Asli tasik. Dia kesini untuk bertemu dengan kekasihnya yang asli Tanjung Karang. Dulu waktu masih baru2 pacaran mereka sering masuk Pantai Pasir putih ini. Dari dia aku dapat informasi kalau ada tempat bagus, sunyi dan masih asri, Namanya Pulau Condong.

    Ga terasa sudah lama ngobrol sambil menunggu kedatangan Yunita, kekasih Agus. Sampai akhirnya pukul 9.30 siang, Gadis yang mas Agus tunggu itu datang juga dengan mengendarai sepeda motor.
Sebentar aku dan mas Agus saling tukar nomor hape, sebelum dia pamitan dia menasehati, "hati-hati mik, kalo ada apa-apa hubungi aku aja". "Oke mas, ati-ati juga ya di jalan" jawabku sambil melambaikan tangan. Mereka berdua mau terus ke Kalianda, kerumah kakak kandung Mas Agus yang dapat orang Kalianda juga dan sudah lama menetap disana.

    Tinggallah sekarang aku sendiri di warung ini. Warung dekat pintu masuk ke camp latihan sekaligus tempat Wisata Pasir Putih ini, sederhana. Menyediakan minuman dan jajanan seadanya. Setelah ku bayar kopi dan Okky Jelly ke Ibu pemilik warung, aku langsung beranjak pergi menuju Gerbang wisata yang sedari tadi sudah ramai dikunjungi mobil2 rombongan. Setelah membayar di loket Rp 6.000,- saya di persilahkan masuk oleh penjaga loket berbaju orange kompak. Baru saja masuk sudah ada yang menawarkan jasa penyebrangan menggunakan perahu untuk menyebrang ke pulau Condong.
"tarifnya 40 Rb kalo sendirian, tapi bisa kurang kalo rombongan" tukas pria muda hitam bertopi itu.
"ya udah jadi aku mau nyebrang, tapi nunggu rombongan aja. tapi 20 Rb ya?" tawarku.
Okelah kalo begitu, Deal juga akhirnya.

    Sambil menunggu, aku melihat-lihat sekitar Pantai Pasir putih ini. Terlalu banyak sampah di tepian pantai. Banyak kudengar tak sengaja, keluhan pengunjung lain. "Mbien ki pantai kinclong banget kok yoo, moso saiki koyo ngene. Angger garep adus yoo piyee..."
translate bebasnya "Dulu pantainya tuh bening banget loh, masa sekarang jadi kayak gini. Kalo mau mandi ya gimana..". Memang-memang bu.. ucapku lirih dalam hati yang tersakiti. Sampah.
Kemudian bosan sendiri, aku cari teman ngobrol. Aku dekati syaiful dan kakaknya yang sepertinya sedang sibuk mengawasi sampan kecil sewaan milik ibunya. Syaiful masih Semester 1 (SMP) dan besok mau ujian Semester. Sedangkan kakaknya sudah berhenti sekolah, hanya menamatkan SMP saja untuk kemudian fokus membantu Ibunya di tempat wisata ini.
Sambil mengingat2 katakana yang diajarkan teman dekat kontrakanku akhir2 ini, aku coba tuliskan nama mereka berdua menggunakan huruf nihon. Cukup antusias mereka memandangi goresan ranting patah ditanganku di atas pasir putih. Aku pelesetkan, "Nah kalau ini tulisan Syaiful Jamil. tapi orang jepang bacanya Saepulo Jamiro kali ya..." hahahaha.. kakak beradik itu tertawa lepas.. akupun ikut tertawa.
Dalam hatiku kalut, betapa seharusnya aku bersyukur dengan kenikmatan yang Allah berikan atas pendidikan SMK orang tuaku berikan. Sampai datang seorang hitam, muda dan bertopi, calo penyebrangan yang menawariku perahu di awal kedatanganku tadi.
"Ayo jadi nyebrang ga?" kata dia..
"bertiga aja nih?" tanyaku.
Karena bersamanya sudah ada sepasang muda-mudi.
Aku kenalkan nanti.
.......................

    Sebenarnya saya masih ingin banyak dengar cerita Syaiful dan kakaknya, walaupun dia pendiam (loh apa yang mau di dengerin y klo diem.. heehe..)
Disebelahku yang mau nyebrangin udah siap mengantar ke P.Condong, tanpa sempat pamit lagi aku langsung ke arah dimana perahu di tambatkan. Sepintas aku lihat Syaiful senang dengan buku cover Batman yang sempet ku berikani ke dia tadi. ehmm ada rasa ga enak juga mengetahui ayah syaiful juga ternyata orang penyebrangan (sebutan bagi para penyedia jasa sebrang ke pulao condong). Tapi mau gimana lagi, di awal masuk Pasir Putih ini tadi udah keburu Deal dengan perahu lain yang kini siap mengantarkanku.

    Melajulah dengan sukses perahu bermotor satu diesel ini. Perjalanan perut kosong ini membuat mual dan pening kepala ini. Ditambah hembusan angin dari utara yang lagi lumayan kenceng pula.Untuk mengalihkan konsentrasi rasa mual,aku ajak ngobrol saja salah satu awak perahu yang tidak sedang sibuk mengendalikan kapal seperti temannya. Selama di perahu, aku banyak tanya sana sini sehingga diperoleh informasi sbb :
- Pulau yang akan di tuju itu bernama Pulau Condong
- Sebelah kanan jauh dari sisi perahu adalah menara PLTU unit 34, sedang sebelah kiri lebih jauh terlihat menara adalah proyek yang sedang di bangun PLTU unti 52.
-Kapal-kapal hitam besar yang berserakan di lepas pandang itu adalah kapal Batu-bara yang di datangkan dari Luar dengan harga murah, untuk di pakai di PLTU-2 itu. Sedangkan Hasil batu-bara kita dengan kualitas lebih bagus di ekspor, ehmm jeli juga ya..
- Sebelah kiri Pulau Condong dari arah kedatangan, terlihat dua Pulau yang bukitnya lebih landai dan terlihat lebih terhuni disana. Yang terlihat lebih jauh adalah Pulau Ping-Ping, Pulau itu di kelola pihak swasta untuk di jadikan pusat budidaya ikarn Rapuh. Yang Lebih dekat di sisi kanannya adalah Pulau Bule, yang sekarang di kelola pribadi perorangan oleh orang China, dan tertutup untuk umum.
- Kemudian di ketahui juga kalau Ayahnya sudah bekerja di Pulau Condong sejak 17 tahun yang lalu, perjalanannya kali ini untuk membantu Ibunya yang sudah lama mulai ikut menempati salah satu gubugan untuk berjualan (menemani suaminya sekaligus) di Pulau itu.
- maka ternyata dugaan saya berarti salah. Pria sedang ku tanya-tanya ini bukanlah awak perahu, tapi penumpang juga seperti saya dan sepasang muda-mudi yang saya ceritakan di part 1 tadi.
yah... saya kira dia awak kapal karena penampilannya khas penduduk lokal.



Gambar Pulau Condong dari hasil googling (ga pnya kamera si..., ^^ hehehe..)

    Akhirnya, Setelah 30 menit di atas goyangan perahu, mendarat juga kita berlima di bibir pantai Pulau Condong.Hanya satu kata, " Kagum".
Pantainya bersih... (ga banget2 sih..) Tapi sangat lebih bersih di bandingkan Pantai Pasir Putih, tempat bertolakku tadi. Ditambah lagi aku yang baru pernah ke pulau kecil kaya gini. Selama 22 tahun ga pernah lepas kaki berdiri di tanah Pulau Jawa, akhrinya dalam satu hari kemarin sudah berhasil berpindah-pindah dari P. Jawa - P. Sumatra - P.condong. Rasanya terharu ... Sepi.. silir-silir... desir ombak...Biru.... tapi damai....

    Oh iya hampir aj lupa.. begitu sampai di Pulau Condong, setiap pengunjung akan dikenakan tiket masuk lagi sebesar Rp 3.000,-. Memang tidak ada pintu masuk, tapi penghuni pulau akan mendatangi setiap perahu yang merapat ke Pulau itu untuk memberikan karcis dan meminta pembayarannya di tempat. Saya sarankan jangan banyak tanya, bayar aja.. Oke!
Terus yang musti diurus lagi adalah mengenai jam kepulangan kita kembali ke Pasir Putih. Harus di koordinasikan dengan jelas dengan Awak Perahu. Karena biaya 20 Rb itu sudah PP, alias pulang pergi. Jadi kepulangan kita nanti sudah merupakan tanggung jawab dari Perahu yang mengantar kita. Kita akan mendapatkan kertas bertuliskan trayek perahu yang kita naiki sebagai bukti dan identitas.

Setelah janjian, Lega deh.. udah pasti di jemput lagi nanti sore jam 3 sore.
Melihat kondisi sekarang baru jam 11, rasanya hari masih terlalu panjang di tempat indah ini. Siang terik yang cerah tapi tidak panas. Mungkin kalah sama kadar oksigen yang dihasilkan pohon2 rindang pulau ni kali ya. hehe soktoy w...

    Aku mencar aja cari tempat sendiri, ga mau ganggu yang sejoli yg mw mojok cari lokasi. Sisa cape dan belaian angin pantai ini membuatku kantuk. Tidak jauh terlihat ada gubug ada satu orang sedang tiduran disitu. Dia seorang penyebrang juga, dari perahu lain yang sudah mengantarkan rombongan sedari tadi. Dia memilih stay karena rombongan yang dia bawa menjanjikan keberadaan mereka tidak lama di pulau ini. Benar saja, baru sepatah dua patah aku ngobrol dengannya, rombongan orang dengan pakaian serba hitam menghampiri. Mereka Pulang kembali ke Pasir Putih.

    Tinggallah aku seorang merebahkan diri di gubug yang sudah reyot ini. Dalam kesepian, tengok kanan, tengok kiri ga ada orang satu pun (langka uwong setugel acan). kan aneh, kayak mimpi aja!
Ga nyangka aja bisa senekat ini, bisa sejauh ini, dan bisa nyampe ketempat seperti ini. Nyaman sekali Merenung disini, sesekali sms dan update status.. hehe(narsis) abis ga punya kamera si. hape non cakram pula. heuhhh.. gak papa mimimalis tapi komunikatif. Untung juga sempet di charge di Kapal Ferry semalam, jadi masih ada temennya.

... hemmm sampe jam 12an mungkin akhirnya terbangun. W kok ngerasa kaya ada suara2 tanda kehidupan selain manusia di Pulau ini. Bener juga dugaanku, setelah tengok ke arah hutan, dan menelisikkan pandangan di balik-balik dedaunan, akhirnya mataku mendapati di phon mangga belakang gubug ini ada banyak mata2 mengintai mengawasi... yaitu Monyet, hahaha.. Banyak monyet disana, ukurannya kecil2.

    Trus ga lama kemudian ada rombongan dalam perahu terlihat datang menuju pulau ini. Semakin siang semakin ada orang rupanya. Lumayan lah, ada manusia sebelum temen-temen monyet terlihat juga nanti, malah kacau. hehe..
Orang jawa sih kayaknya kalau di dengar dari cara bicaranya. Tapi setelah aku tanya ternyata rombongan ini adalah orang bandar (bandar lampung, mereka sebutnya bandar ajah)
Banyak perpindahan penduduk, banyak orang jawa di Lampung. Solo asal rombongan itu, namun sudah lama menetap di Bandar Lampung.

    Hasrat Ingin berbasah-basahan mulai terasa nih, ingin mandi juga seperti rombongan itu yang dari kedatangannya tadi langsung nyemplung ke aerrrr... ah.. Jadi malu ga ada temennya. Sedari tadi cuman liatin doang, emang pengawas pantai. Cuma nyimak canda tawa mereka semua. Akhirnya kuputuskan untuk beranjak dari gubuk tua ini kemudian jalan-jalan di pinggiran pantai, setelah sebelumnya kutitipkan barang-barang di warung (milik ibu dari pria misterius yang aku obrolin di perahu tadi).

    Ternyata sisi lain pantai kutemukan sepasang muda-mudi yang satu perahu saat menyebrang tadi. Loh Mas kok renang sendirian, cewenya ga di ajak tuh? tanyaku.
" gabisa renang dia, gabawa ganti pula" jawab dia..
" ayo mandi lah" ajaknya sejurus kemudian.
Karena memang sudah niatanku untuk mandi, akhirnya ku iyakan saja ajakannya.
Lumayan ada temen ngobrol selagi renang, Jadi ga kaya orang ilang banget dimata rombongan lain, hehehe..
Puas berenang kesana kemari, menginjak lumut2 rumput laut yang terlihat jelas di bibir pantai, akhirnya kita tiduran di pasir putih memandangi awan di bawah pohon yang menjorok kepantai.
Hemmmm.... damai banget nih kayak di pantai (emang iya di pantai, mikk mikk..)
Dari Obrolanku setelah kenalan dengannya didapatkan informasi yang dapat dirangkum dlm ingatanku sbb:
- Namanya Anton
- Nama Cewenya (*****)
- Kedatangan mereka berdua kesini sama dengan saya, baru sekali ini.
- Mas anton ini Orang Sulawesi, beragama kristen asli suku Toraja
- Kalo Cewenya Orang Jakarta, cuma kerja disini bersamanya.
- Anton kerja di galangan kapal di Panjang, kelihatan dari Pulau condong, Sebelum Tanjung Karang.
- Dia Lulusan teknik perkapalan UnHas (Universitas Hasanuddin), makannya bisa jadi QC (Quality control) di tempat kerjanya di Galangan.
- Yang lain privasi kali yee.. hehe

    Yang jelas Anton heran kalo jam 3 nanti w harus balik lagi ke bekasi, sendirian pula. haha, nyengir aja deh w..
Lumayanlah selama nanya-nanya dapet cemilan biskuit.. kasian kali ya liat w telanjang dada kurus kaya orang kurang makan, padahal emang belum makan dari lebaran. Makasih mas Anton.

    Rombongan2 lain semakin banyak berdatangan. Macem2 aktifitas yang mereka lakukan di pulau itu. Ada yang pada bakar-bakar, Ada yang maenin gitar (lagunya kangen band, khatam! ) ada yang renang-renang, ada yang naik ke bukit sampe hape-nya ilang,huhh.. bikin heboh aja, untungnya ketemu. Dan ada yang kurang kerjaan dan tidak pantas ditiru, nimpukin si monet, kan kasian ya..?
Sehabis renang-renang tadi masih terasa lengket2. Untung nemu tempat buat bilas. Adanya di belakang gubug tua ga kepakai. Seram sih, dan kurang layak untuk kamar mandi umum. Tapi karena ga keurus, ya wajarlah klo gratis.

    Abis itu apalagi yak.. lupa.. ehmmm .. oh iya.. Ada orang yang naik perahu sampan kecil mancingin cumi pake ikan-ikanan. Baru sebentar ke tengah laut dapetnya udah banyak. Kata dia cumi itu enak di makan dan mahal di jual, satu kilogram bisa di jual 20~30 Rb Rupiah.
Si Pemancing cumi di panggil sama pria misterius penguni pulau. Terus w ma Anton jadi ikut mendekat ingin tahu. Ternyata pria itu lagi motongin kumis cumi. Iya Cumi masih idup, menggeliat-geliat di potongin kumisnya. Setelah di Verifikasi ternyata kumis cumi itu katanya ampuh untuk di jadikan umpan mancing ikan di pemecah ombak sana.

    Anton dan cewe-nya melanjutkan kebersamaannya di gubug menghadap pantai itu, sedangkan w ngikutin mas-mas anak penghuni pulau yang mau mancing di pemecah ombak.
Lama menunggu ga dapet2 juga. Eh malah nyangkut kailnya di tali tambatan perahu. Setelah di tarik paksa kailnya putus.
"Tolong tungguin bentar ya, aku ngambil kail dulu di warung" pintanya padaku.
Aku yang dari tadi diam akhirnya membuka mulut, "Okelah Kalo begitu" .. hehehe
Setelah dia ambil kail pancingan baru, aku mulai beranikan untuk buka obrolan dengan pria misterius anak penguni pulau itu. Ternyata sangat informatif dan banyak tahu.

    Namanya Hendrawan, biasa di panggil wawan. Ibunya yang jualan di warung itu namanya Ibu Maswanah. Ayahnya yang bekerja di Pulau condong ini sejak 17 tahun lalu bernama Bapak Syamsudin. darinya jga saya di beri tahu kalau PEMILIK Pulau Condong ini adalah Pak Amirudin.
Pak Amiruidin ini sudah Lanjut usia. Dulunya anggota. Ayah Pa Amirudin inilah yang menjadi pemilik pertama ketiga pulau ( P. Condong, P. Bule , dan P. Ping-Ping ), wawan bercerita.
Tahun 1996 lalu Pulau Bule pindah tangan ke orang China. Dengan imbalan 900 Juta sebuah pulau sdah menjadi milik pribadi waktu itu (Benarkah pulau bisa jadi milik pribadi dan jika di jual uangnya menjadi hak pribadi?, arghh ga ngerti jadinya, puyeng, kirain teh milik INDONESIA yak)

Ketika aku tanya: "nah kalo pulo Ping-Ping harganya berapa?
"wah kurang tau kalo yang itu" jawab wawan.

Lagi asik nunggu ikan makan kumis cumi, tiba2 bahuku di tepuk dari belakang.
Ada seorang anak menanyakan padaku,
"Abang tadi nyebrangnya pake perahu ILHAM ya?" tanya anak kecil berkaus kuning itu
"Iya, kenapa de?" tanyaku
"Itu sudah ditunggu bang, perahu yang jemput mau berangkat" katanya.
"Yaudah abang ambil barang dulu di warung ya. tapi makan dulu ya, mau nungguin bentar ga de?"
"udah ditungguin mas" tegasnya..
waduh kalah tegas w ama anak kecil (koreksi nih).

    Di warung aku mengambil tas, sepatu dan celana panjang yang kutitipkan tadi sebelum berenang bersama Anton. Disana sedang berlangsung pembicaraan serius tiga orang yang sudah berumur, seorang nenek dan dua kakek-kakek. Yang nenek itu sudah bisa di pastikan adalah Ibu Maswanah (ibunda wawan), tapi kalo yang dua ini berarti siapa yahh ??? aku bertanya2.

    Eh lagi make sepatu ada yang gede nyamperin juga. Kali ini bapak2. Rupanya awak kapalnya ganti, perahunya pun lain, bukan yang tadi, cuma tetep satu trayek "ILHAM". wah terorganisir juga ya gumamku, sampai2 mengerahkan anak kecil untuk bertanya2.
Bapak2 itu kemudian dia berucap, "udah jangan di pake disini tar di perahu aja, malah basah loh"
.. ehmm, iya juga yah.. pikirku.
Di perjalanan menuju perahu aku bertanya ke bapak2 tukang perahu.
Pak tadi kakek-kakek yang di warung yang lagi ngobrol itu siapa ya Pak?
dia menjawab "itu Pak Syamsudin penjaga pulau ini, dan Pak Amirudin si Pemilik Pulau"
"ooooooo....." panjang terucap olehku.
Masih teringat penggalan obrolan mereka di warung tadi. Ternyata eh ternyata.. ehmmm Begitu fulgar yah pembicaraan seorang kakek dengan kakek laennya. Saya malu menuliskannya disini.. benar2 terlalu fulgar, tpi serius, dan memang merupakan sebuah fakta dan realita yang terjadi sekarang.

    Sampai di kapal sudah menanti Mas Anton bersama pasangan, dan Bapak berkumis tebal bersama perempuan, entah pacar atau istrinya mungkin.
Aku yang baru mau masuk perahu dengan di buru-buru merasa malu, karena masih pakai celana pendek, basah pula. Tapi ah cuek ajah.. toh biasanya malu-maluin. hehe
Sedih ya di apit dua pasangan, hehe.. kapan ya w.. hihi (ngarep)
Bapak kumis tebal gombal sekali, sedangkan Anton dan Ce-nya serasi sekali.
Setelah perahu jalan meninggalkan Pulau Condong, kita berlima lebih banyak diam sambil memandangi pemandangan di luar perahu. Cuma sepatah tanya dari mas anton dan senyum cewenya,
"langsung ke bekasi Mik?" iya jawabku..
kemudian kembali melemparkan pandangan ke bukit2 yang berpulau2, eh salah, pulau yang berbukit2 yang terlihat semakin menjauh. Selamat tinggal Pulau Condong...

    Alhamdulillah mendarat juga akhirnya di Pasir putih (Ds Suka jaya, Lampung).
Kembali teringat aku akan Syaiful yang kukenali saat pertama ku datang di pasir putih ini tadi pagi.
Ku sebarkan pandangan namun tak kudapati sosok syaifuldan kakaknya.
Mungkin dia banyak orderan. Memang beda jauh dari tadi pagi. Sore ini Pasir Putih lebih ramai pengunjung. Banyak Mobil parkir. Banyak rombongan gelar tikar.
Aku merasa lapar,meliha banyak rombongan yang lagi makan2 bersama keluarganya.
Lama disini bisa nangis batin aku.. heheh.. Ga berlama-lama disini langsung saja aku cari pintu masuk sekaligus digunakan sebagai akses pintu keluar.

    Sampailahi di warung tempatku ngobrol bersama mas Agus yang nungguin cewenya tadi pagi disini. Ku sempatkan buat isi perut disini (pesen Mi pake telor, krupuk, dan Okky Jelly)semuanya cuma Rp 7.500,-) Memang murah dan itu tetap mengurangi stock keuangan yang sudah genting di perjalanan tanpa planning ini.
Alahmdulillahi kenyank-ku kumat... eh gopenya kembalian permen kojek, tambah enak ajah..
    Udah jam 3 sore itu, setelah makan di warung aku harus cepat2 ke bakauheuni. Untung banyak bis ke sana. Nyetop bus dari depan warung juga dapet.
"Semua bis dari Rajabasa itu pasti berujung di Bakauheuni, tidak ada jurusan lain",masih terngiang2 petuah mas Agus tadi pagi.
Beda dengan bus AC, bus ekonomi yang aku naiki ini hanya perlu Rp 17.000,- saja.
Akhhhh lega sudah duduk di bis.
Di tengah perjalanan turunlah hujan derass.. derass.. dan derass..
Tanjakan berliku-liku terpaksa harus aku tinggal tidur. Lagian kaca buram kena hujan, ga bisa liat pemandangan di luar. Sekalian charge energy.

    Kurang lebih Pkul 18.00 minggu petang, bis sudah sampai di Bakauheuni Lampung nan elok berbukit2.
Sampai di terminal bakauheuni aku langsung turun dari bus, Aku hampiri Gubug duit Mandiri, sayang naas, Error. Padahal itu satu2nya yang terdekat. aku inget waktu pagi tadi juga ambil duit disitu. Cewe dibelakang antrianku juga bernasib sama, dia tidak percaya, tapi memang Error.

    Ahh udah seadanya ajah.. gumamku.. Aku langsung masuk ke Pelabuhan Paling ujung Pulau Sumatera itu untuk beli tiket Ferry menuju Merak di Pulau Jawa sana. Harganya sama Rp 10.000,-. Memang begitu turun dari bus di terminal Bakauheuni jalan sedikit sudah langsung ketemu pelabuhan Bekauheuni juga. Tidak seperti terminal Merak yang baru sekarang, jalan dari Terminal ke Pelabuhannya itu jauh. Jadi inget petuah bang Edi yang aku kenali Pagi2 buta tadi di Merak.

    Aku sudah di Dek Ferry sekarang. Kondisinya lebih padat dibandingkan tadi pagi. Teriakan Ferry dari bunyi klaksonnya yang panjang sebanyak 3 kali, mengawali perputaran mesin, menandakan kapal segera meluncur. Padahal kode seperti itu berarti ada penumpang yang jatuh ke laut.
( --- --- --- ) jika ada penumpang jatuh kelaut)
itu aku baca di papan informasi deck B.

    Aku merenungi kenarsisan hampir semua orang yang photo2 di hampir semua sudut kapal. Indonesia narsis euyyy... Memang, banyak sudut pandang yang membuat orang ingin menjadikannya background di balik fotonya masing2. Lalu lalang Ferry yang tak henti sepanjang hari, pulau-pulau yang membuat jalan kapal harus berbelok menghindari daerah dangkal, mercusuar.. bahkan tali tambatan kapal pun di jadikan background buat foto-foto. Indonesia memang Indah, Orangnya ramah-ramah (dulu kali yah, sekarang mah cuek-cuek), yang jelas narsisnya ga ketulungan.. hehehe (kyk yg nulis)

    Hujan deras melanda saat2 Ferry sudah setengah perjalanan. Sampai waktu hendak merapat hujan malah semakin jadi.
Jegerrr.. jegerrr.. !!! suara dan kilatan petir di tengah laut di tambah angin kencang.. Membuat orang-orang sombong sepertiku takut. Iingat hanya sbg manusia yang lemah dan pelupa kenikmatan-Nya...aku istighfar, Astaghfirullohal'adzimm.. , dari pada dekat-dekatan mending kita sholawatan.. (apa si)

    Jam 20.50 kapal berhasil merapat. Turun ke pelabuhan kemudian jalan menuju terminal merak dengan kondisi masih hujan lebat membuat genangan setinggi mata kaki di beberapa titik. Tak rela sepatuku basah, aku mending berlari di halaman menghindari genangan, tapi percuma, basah juga. Malah plus sweater jadi lembab.
Tiba di Terminal Bus Merak, mulailah pencarianku terhadap bus Bekasi yang penuh kebimbangan. Loh kok bisa? ya iyalah bimbang, Duit tinggal 16 rb.
Padahal denger2 bus Ekonomi ajah 17 Rb minus seribu dong, bisa di omel2in kenek nih. apalagi AC-nya, bisa jadi 22 kaya berangkatnya semalem.
Lama nunggu, ga juga dateng bus ekonomi ke Bekasi.

    Beberapa saat kemudian..
Aku semakin khawatir, mondar-mandir, perut keroncongan, kedinginan, terasing di negri orang.
Bayangkan begitu banyak tawaran makan di sepanjang emperan terminal tak bisa kuterima. Maaf Pak Bu, bukannya ga mau mampir, cuma takut disuruh bayar ajah. Duit pas-pasan nih.. Gubug Mandiri yang dicari dari tadi bolak2 ga nemu. Setelah iseng nanya ternyata adanya malah di Pelabuhan, Whatss? balik lagi? ah... belum tentu juga ada saldonya.
Lagi bimbang2 versi melly guplo datanglah sosok seram.
"Kemana?" tanyanya
"Ke Bekasi Barat Bang" jawabku mencoba tenang.
tanganku terus di tarik keluar toko tempat berteduh, "ayo ikut" ajaknya.
"kemana bang?" tanyaku
"lo mau ke barat kan?" tanyanya balik
"iya, tapi yang ekonomi bang" jawabku.
langsung dilepaskan aku, dan berhenti dari lari-lari kecilnya. "Ke bekasi ga ada yang ekonomi" dia berujar sambil kembali berlari berteduh di jejeran ruko tempat orang banyak menunggu bus disitu.
aku ditinggalkannya.
aku kembali beranikan diri ikut berlari mendekatinya.
"emang kalo AC berapa bang?" tanyaku

    Tanpa menjawab tarif, Pria sangar itu sudah menangkap permasalahanku.
"ohhhh.. masalah ongos..., udah gini aja, Lo adanya berapa"
"sisa uang saya tinggal 16 Rb bang" jawabku.
Tanpa ada kata lain, dia panggil temannya yang lain, "udah kamu naik ajah, ikuti temanku ini" katanya.
aku lari mengikuti orang itu menuju bus metromini, disuruhnya aku naik.
"udah naik, diem aja, tar aku yang ngomong" kata pria itu
"Makasih bang" ucapku sambil masuk ke dalam bus itu.

    Aku lihat jam di bus AC itu sudah 21.15. Waktu itu penumpangnya baru 4 orang termasuk aku. Aku sudah tidak ada tenaga untuk berbasa-basi malam-malam. Tapi masih ada tenaga untuk tertawa. Pasalnya Sambil menunggu penumpang lain, di dalam bis di puterin film dono judulnye "setan kredit". Sampai kira-kira jam 22.45 bus baru penuh. Karcis di bagikan di atas, dan kernek mulai narikin bayaran. Gelisahku muncul lagi, kernek minta bayarannya sesuai tarif. Aku mencoba menjelaskan, "Bang dari di bawah tadi saya udah bilang ke calo-nya klo q cuma punya uang 16 Rb."
Setelah mendengar penjelasanku, kernek itu nyamperin supir.
Aku berjarak 2 kursi di belakang sopir, jadi ga tau mereka ngobrol apa. Ternyata kernek balik lagi ke arahku dan menerima uangku yang cuma 16 rb, padahal tiket untuk AC Seat 2-2 ini, seharusnya 28 rb!
Alhamdulillah selama ingat Tuhan kok rasa-rasanya di bantu terus.

    Bus pun jalan.
Film dono selesai diganti dengan Muter Lagu-lagu lawas. Lagunya Ebiet menemani perjalanan, tv pun dimatikan. Jalan berliku tak terelakkan untuk ku tinggal tidur. Cape dan lelah menahan lapar. Ngeringkuk aja menahan dinginnya AC dengan sweater lembab bekas ujan2an di Merak tadi.
Ga tau ini dimana, dengan rasa bingung aku terbangun, terperanjat. Di teriakin.. Barat-barat-barat!!
Owhh rupanya udah di Eksit Tol Bekasi Barat. Persis di samping Mall MM.
Yang turun di barat w doang sendiri. Waduh gawat, kondisi sepatu lagi di lepas karena basah. Takut mengecewakan penumpang lain (kebanyakan turun di cikarang) aku turun aja sambil nenteng sepatu, nyeker deh..

    Untung jam 01.39 di barat sepi abis, mungkin karena abis ujan juga. Tapi satu dua pedagang masih ada. Cuek ajah..
Sampe di tepi jalan baru deh Pake sepatu di trotoar.
Trus abis itu jalan , jalan , dan jalan, secepat2nya. Melewati hitamputih pembatas jalan kali malang. tepat di pinggir sungai kali malang. Mengimbangi diri dengan tangan kiri dan tangan kanan. Plus update status bahwasannya aku sudah ada lagi di Bekasi, Pulau Jawa.
Jam 02.10 Senin dini hari ku temukan tempat tidurku di Kontrakan.

    Dengan kesimpulan dan hikmah perjalananku kali ini yang hanya terpotret dalam ingatan dan bersarang di hati, aku mulai beristirahat sejenak untuk berangkat kerja Senin pagi di 4 jam berikutnya.

The End~

*catatan ini bwt saya pribadi dalam catatan ini, special bwt anda yang smpet baca.

Kapan2 aku ingin kesana bersama orang2 yang kepikiran dihati saat aku disana.

Catatan perjalanan ini mrpkan karangan bebas, sebebas-bebasnya, tanpa maksud mengabaikan aturan menulis yang benar dari guru bahasa indonesia. ^^ hehe...

sebebas karang tumbuh di dasar samudra.

Nichi Yoobi @ Pulau condong

(Hari Minggu di Pulau condong) 6 des'09

~temontetsu/miko~

miko takada tapiono

7 des'09

Senin, 26 April 2021

Traveling Murah Bersama Keluarga, Menggunakan Vario Techno 125 Old 2012 Bekasi-Bogor

                                                          Bismillahirrohmanirrohiim

Assalamu'alaikum

Hallo, salam kenal semuanya...^^

    Perkenalkan, saya Takada Tapiono. Takada ragat, Tapiono semangat. Biasa dipanggil dengan nama Miko. Saya seorang ayah berusia 34 tahun. Saya mempunyai 3 orang anak. Anak pertama saya bernama Arfan dan saat ini berusia 6 tahun. Yang kedua berusia 4 tahun, bernama Zahra . Dan yang paling kecil baru berumur 6 bulan, namanya Azzam. Ibu dari ketiga anak lucu tersebut, kami semua biasa memanggilnya: Bunda.

    Bila weekend tiba, kami sering mengadakan Traveling dadakan seadanya sekeluarga, menggunakan Vario Techno 125 Old 2012 kami yang bernama Cherryl. Biasanya berawal dari obrolan sepasang suami istri yang saling mengecek (crosscheck) mood antara satu sama lain. 

      Pada suatu pagi menjelang siang pada hari Sabtu keempat di bulan April 2021 ini, berawal dari lontarkan pertanyaan random yang keluar dariku untuk Istriku: "Pada kepengen kemana-mana gak?", Sejurus kemudian Bunda pun menjawab dengan pertanyaan turunan pada anak-anak: "Asyiik! Anak-anak pada mau ke gunung ga?" Lalu Arfan dan Zahra pun dengan kompak segera menjawab: "Horreee mauu mauuuu". Nah, kalau sudah begini, walaupun panas-panas dibulan puasa pun tetap ringan bagi kami untuk tetap bepergian sembari tetap berpuasa hingga maghrib. Walaupun perjalananannya lumayan jauh dan dalam kondisi terik. Saya, Bunda, dan Arfan tetap berpuasa. Sementara Zahra dan Azzam belum berpuasa. Angin sepoy-sepoy sepanjang perjalan, membuat semuanya terasa begitu indah.

    Singkat cerita sekitar jam 10 pagi setelah perbincangan itupun, Bunda mulai sibuk beres-beres. Memandikan Azzam, menyiapkan baju dan peralatan mandi kedalam satu tas, mengikat bantal kecil di stang kemudi Cherryl, dll. Setelah siap semuanya, kami semua berangkat jam 10.45 siang. Melalui jalur Setu-Cileungsi-Citeurep-Sentul Bogor. Sepanjang perjalanan kami isi dengan suka ria bercengkrama, sesekali menggoda Abang Arfan, disaat yang lain menggoda Kakak Zahra, dalam waktu yang sama tetap wajib fokus dalam berkendara dan safety riding. 

    "Allohul Kaafi Robbunal Kaafi, Qosadnal Kaafi Wajadnal Kaafi, Likullil Kahfi Kaafanal Kaafi, Wani'mal Kaafi Alhamdulillah"_terus menerus dilantunkan Kakak Zahra yang duduk didepanku dan Abang Arfan yang duduk dibangku rotan tambahan. Bunda membersamai sholawatan ceria dari belakang sambil menggendong dan menutupi wajah Azzam agar tidak kepanasan. Tak lupa sambil membantu suaminya mengamati jalan (Ngenekin ^^). Sesekali ayahnya yang jiwa mudanya tlah menua ini menyanyikan tanpa sengaja menyanyikan lirik loss dol-nya Denny Caknan, namun seketika di rem oleh Kakak Zahra: "Allohul Kaafi aja ayah!". "Ok Deh!" sahutku sambil terus mengayuh Burio kami yang bernama Cherryl ini. Sementara itu si Cherryl tetap fokus membelalang tempurkan dirinya, mengantarkan kami kemanapun selama ini, dengan bintang jasa tertinggi di hati kami hingga sampai ke tujuan.

    Waktu menunjukkan pukul 12.10 ketika kami tiba di sebuah Resort yang ada di kawasan Palm Hill Sentul ini. Jika dari arah bekasi, Pintu masuk sirkuit sentul ada di sebelah kiri. Banyak terlihat patung Kuda di pintu masuknya. Terus masuk saja lurus hingga melewati Stadion Balap Sentul, terus keluar pos penjagaan ambil kiri, hingga melewati jembatan sungai, lurus terus mengikuti jalan yang hanya satu-satunya itu. Nama Resortnya adalah Kampoeng Abdi. Tempatnya sederhana, Jalur masuknya terpencil dan tersembunyi di area perkebunan singkong, tapi kamar penginapannya mempunyai view Sirkuit Sentul, komplit dengan soundtrack-nya. Sound = Suara, Track = Trek-trekan, Suara motor meraung-raung gas poll khas trek trekan ala-ala Moto GP. Suasananya adem, tapi hawanya panas. Tapi lumayan sejuk kala sesekali ada angin semilir menyapa. Airnya keruh kecoklatan dan juga tidak dingin. Mungkin karena masih jauh dari area Puncak, Bogor. View di depan kamar yang kami sewa ada langsung terhampar kolam renang 1 petak, dengan 2 variasi kedalaman untuk anak-anak. Kurang lebih 50cm, dengan 2 model perosotan dan 1 ember raksasa auto tumpah yang menghadap ke bilik-bilik kamar penginapan.

    Dulu, kesan pertama datang ke Resort Kampoeng Abdi ini adalah mewah. Pertama masuk area resort ini akan disambut oleh seorang bapak penjaga keamanan dengan baju bebas yang akan membukakan portal. Kemudian selanjutnya diarahkan ke ruang Resepsionis. Ruang penerima tamu sekaligus registrasi ini sederhana namun terkesan mewah bagi saya yang ndeso ini. Dekorasi dan pernak-perniknya unik, antik dan modern tertata apik disana. Ada Miniatur Kapal, Miniatur Badak, Ada Dakon, bersama sofa empuk yang nyaman ada juga satu set kursi pijat listrik yang dapat digunakan dan dioperasikan gratis bagi siapa saja yang berkunjung. 

    Kini, kesannya pun masih sama, mewah dan worthed. Terutama karena keberadaan kursi pijat listrik itu. Sangat pas tentunya bagi saya yang datang kemari dengan menempuh perjalanan darat diatas jok Cherryl. Sangat pas juga bagi Bunda yang punggungnya sedari tadi membungkuk karena beban si kecil Azzam dalam gendongannya sepanjang perjalanan. Bunda, Arfan, dan Zahra bergantian menikmati pijatan kursi listrik sembari menunggu saya menyerahkan administrasi kelengkapan sebelum menginap, yaitu menunjukkan KTP asli dan menitipkan uang deposit sejumlah 100K rupiah. Sementara bergantian dengan Bunda dan Abangnya, Zahra terlihat asik bermain Dakon.

    Kali ini saya check-in menggunakan aplikasi Agoda. Saya mendapat harga 163K rupiah di aplikasi ini untuk satu kamar dengan Twin Bed. Sebelumnya saya menginap disini menggunakan aplikasi Red Doors. Kala itu saya mendapat harga 214K rupiah. Perbedaan budget diantara kedua aplikasi tersebut hingga 51K rupiah, lumayan bisa sedikit lebih hemat dengan menggunakan aplikasi Agoda. Sementara disaat yang sama saya cek di Red Doors masih tetap di kisaran 214K untuk booking kedua. Untuk price list yang tertera harga offline / bayar ditempatnya adalah Rp 350K.

    Oh iya, jika booking via aplikasi, Kampoeng Abdi memberikan fitur terbatas hanya pada kamar saja, tidak termasuk makan sahur. Juga untuk fasilitas lain seperti: kolam renang, wahana anak mandi bola, dan Flying fox, dikenakan biaya masuk tambahan. Harga saat weekend adalah sebagai berikut: Kolam renang Rp 25K, Mandi bola Rp 15K, Flying fox Rp 20K.

    Sementara itu dulu yah... Maaf jika ada kesalahan penyampaian dan kurang akuratnya informasi. Besok InsyaAllah dilanjutkan lagi editnya di sela-sela kesibukan yang ada, sembari mencoba menuliskan kembali apa yang telah terjadi, dan kiranya informasi apa yang perlu dibagikan^^.


Wassalamu'alaikum 

Takada Tapiono

Rabu, 10 Oktober 2018

Wangi Semerbak Mahluk Tuhan di Tenda Pengungsian

Oleh : Martinus Rivano, Palu.

Malam itu anak kami yang baru berusia 14 bulan terus menangis,, Karena sudah hampir 2 hari belum makan atau minum susu sama sekali.

Hanya asi dari ibunya dan itu pun Sudah tak keluar lagi karena ibunya juga sudah hampir 2Hari tak makan apapun.

Kondisi anak kami benar benar sudah lemah, Badan nya panas, Pun istri kami yang ikut menangis melihat kondisi anak semata wayang kami yang terus menerus menangis tanpa suara. Kami tak bisa berbuat apa apa karena kondisi dan logistik yang susah didapatkan.

Waktu itu sekitar pukul 21.30 ada 4 orang berseragam putih-putih lewat didepan tenda kami,, Mungkin karena mendengar tangisan anak kami mereka menghampiri kami.

Mereka bertanya tentang kondisi kami sambil mengamati keadaan sekitar kami, terutama kalung salib yang tergantung dileher anak kami.

Ketika salah seorang dari mereka mengambil hp dan menyenteri keadaan sekeliling kami, jantung ini seakan berhenti berdenyut, "Inilah laskar FPI yang selalu kami musuhi, apa yang akan mereka lakukan pada kami !!??"

Seribu pikiran ketakutan melayang layang dibenak kami. Ketakutan kami semakin menjadi jadi ketika 2 orang dari mereka pamit mau ke kamp mereka sebentar.
Hanya tinggal 2 orang yang masih berjaga jaga disekitar kami.

Tak lama kemudian datanglah 2 orang yang tadi bersama teman temannya sekitar 13 orang sambil memanggul barang.

Mereka menghampiri kami lalu menyerahkan bahan makanan yang lumayan banyak termasuk susu buat anak kami dan beberapa roti dan air mineral. Dan membagikan kepada tetangga yang dekat dengan kami.

Dada kami sesak tak bisa berkata apa-apa. Salah satu dari mereka mengambil gelas dan menuangkan sedikit susu dan memberikannya kepada istri kami untuk segera meminumkannya kepada anak kami.

Dalam remang kulihat air mata jatuh darimata salah satu orang tersebut ketika melihat anak kami yang seperti kesurupan meminum susu tadi.

Kami bertanya apa sebabnya ia menangis melihat anak kami minum susu.

Apa jawabannya !!??
Ia berkata; "Alangkah dzalim nya saya ketika melihat sesama mahluk tuhan menderita, tetapi kami tak kuasa berbuat apa apa."

Perhatian saya tertuju pada kata kata mahluk "tuhan". Kenapa bukan sebutan yang sering digunakan pada mereka yang mengaku paling toleran ??

Pelajaran berharga bagaiman kami jadi tau mana hitam mana putih,, Mana yang benar-benar tulus menolong sesama meskipun beda keyakinan.

Puji Tuhan !!!
Saya menyesal dulu saya gencar meminta untuk membubarkan ormas tersebut.

Buat saudara ku yang ingin agar ormas tersebut dibubarkan, Satu pertanyaan ku mampu kah kalian meninggalkan anak, Istri, Keluarga dan semua kesenangan kalian hanya untuk menolong orang orang yang tidak bisa membalas kebaikan kalian ini !!??

Puji Tuhan !!

Rabu, 30 Mei 2018

Ini Alasan Ustadz Abdul Somad Pilih tvOne



Di saat Ramadhan, hampir semua stasiun televisi berburu mubaligh-mubaligh kondang. Tujuannya satu, agar para penonton terpikat dan nongkrong di stasiun televisi tersebut. Jika sudah terpikat, tentu berimbas dengan rating-share. Sebagaimana kita ketahui, rating-share masih jadi "dewa" untuk merayu agency agar mau pasang iklan di commercial break sebuah program.

Beberapa tahun lalu, saat KH Abdullah Gymnastiar masih digemari para ibu, dai ini "diperebutkan" banyak stasiun televisi. Begitu pula dengan Ustadz Jeffry Al-Buchori. Semasa almarhum masih hidup, beberapa stasiun televisi berlomba-lomba melamar almarhum, agar mau tampil di salah satu stasiun. Tentu beda dengan Ustadz Maulana, Mama Dede, atau pak Quraish Shihab. Ketiga nama dai tersebut bertahun-tahun dari Ramadhan ke Ramadhan sudah dikontrak tetap di stasiun televisi tertentu.

Belakangan, ada 2 dai yang tengah naik daun, dan banyak televisi yang melamar untuk bisa tampil di layar kaca mereka. Kenapa penulis katakan naik daun? Sebab, popularitas 2 dai ini luar biasa di media sosial. Setiap kali punya video kajian baru, viewersmereka mencapai ratusan ribu. Bahkan, salah seorang dai jika mengadakan tausyiah atau tabligh akbar bisa menghadirkan massa sampai jutaan orang. Dua dai yang penulis maksud tak lain adalah Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Ustadz Adi Hidayat (UAH).

Jika UAH memilih Trans TV sebagai medium berdakwah saat Ramadhan 1439 H ini, sebaliknya UAS memilih tvOne. Dalam tulisan ini saya tidak akan menjelaskan alasan UAH pilih Trans TV. Penulis hanya menceritakan alasan UAS memilih tvOne.

"tvOne lebih sedikit mudaratnya dibanding tv lain," papar Faiz, Produser tvOne, ketika bertanya kenapa UAS memilih tvOne.

Padahal, lanjut Faiz, sebelum tvOne berhasil mendapatkan UAS, dai kondang yang popularitasnya mirip dengan almarhum KH Zainuddin MZ ini sudah lebih dulu tampil di Trans TV. Saat itu beliau menjadi Ustadz tamu di acara Islam Itu Indah, mendampingi Ustadz Maulana. Selain di Trans TV, UAS juga sempat muncul di RCTI di acara Tabligh Akbar. Namun, di antara Trans TV maupun RCTI, UAS lebih memilih tvOne.

"Beliau merasa percuma, jika mengisi tausyiah di televisi yang cuma 1 jam, tetapi 23 jam selebihnya stasiun televisi tersebut menayangkan program yang banyak mudaratnya," ungkap Faiz lagi.

Maksudnya, dari 24 jam siaran, tausyiah di televisi cuma 1 jam, sementara acara yang tak sesuai dengan ajaran agama (baca: Islam), ditayangkan di televisi tersebut selama 23 jam sisanya. Acara seperti apa yang dimaksud UAS dengan mudarat? Antara lain kerap mengkampanyekan perzinahan lewat sinetron, pergaulan bebas, menampilkan artis pamer aurat, sering menyudutkan ulama dalam pemberitaan, dan hal-hal mudarat lainnya.

Tentu, prinsip UAS tersebut patut dihargai. Betapa tidak, dai yang namanya tidak masuk dalam daftar 200 mubaligh rekomendasi Kementrian Agama (Kemenag) ini semata tidak ingin mengejar materi. Artinya, sebagaimana dai-dai lain yang diberikan honor selangit, mau diperintah oleh Produser untuk melucu di depan jamaah yang ada di studio, bahkan diminta ikut joged, UAS teguh dalam prinsip. Tak juga seperti dai-dai tetap yang dikontrak stasiun televisi, UAS ogah jadi "penghuni tetap" di stasiun televisi tertentu.

UAS sepertinya punya idealisme, dimana tausyiah yang dibawakan bukan sekadar untuk mencari sesuap nasi, mengganjal durasi, pemantas saat Ramadhan, atau pengocok perut penonton di studio maupun di rumah. UAS ingin berada di stasiun televisi yang tidak banyak menyiarkan kemuradatan, sehingga tausyiahnya hanya sebentar, tetap penuh manfaat. Nah, alasan-alasan itulah yang membuat beliau akhirnya memilih tampil di tvOne di Ramadhan tahun ini.

Salam Idealis!

Seakan-Akan Semua Pemberian Jokowi


Bangsa ini tiba-tiba mengalami rabun akan logika. Semata - mata pandangan hanya ditujukan pada apa yang nampak pada penglihatan, tak berusaha menelik dari arah pandang yang berbeda, walau barang sesenti.

Wajar yang sebenarnya tak dapat diwajarkan, apabila muncul sekelompok orang yang berpendapat miring terhadap orang-orang yang tidak mendukung rezim yang kini berkuasa. Sebab ia mengganggap orang-orang yang mencap buruk terhadap rezim seolah tak sadar diri.

Perkara mudik lebaran menjadi salah satu nya , "hey, jangan lewat jalan tol ya, itukan hasil kerjanya pak Jokowi ,anda bukan pendukung nya kan" dan sejenisnya .

Pemikiran dangkal ini harus secepatnya dibasmi pada diri umat. Sebab, bukankah pembangunan jalan tol atau infrastruktur lainnya pun berasal dari uang rakyat? Pajak yang diambil secara paksa yang tersebar di setiap lini, sekalipun itu tisu toilet yang kita beli?

Atau saat hari raya semakin mendekat dan golongan nyinyir pendukung rezim mewanti kepada si 'kontra' untuk tidak mengambil THR dengan alasan  merupakan uang  pemberian Jokowi,  so what? Lantas letak berdosa nya dimana?

Bukankah uang THR atau apapun yang diberikan pemerintah bukanlah uang pribadi presiden ?

Presiden siapapun dia, siapapun orangnya tetap dikatakan abdi rakyat, wakil rakyat yang dipilih secara demokratis untuk mengurus negri ini. Karena presiden adalah petugas rakyat, maka sudah menjadi suatu keharusan apabila ia mengelola kekayaan dan keuangan negara untuk membuat rakyat Indonesia makmur dan sejahtera.

Kalau misalnya masih banyak rakyat yang hidup melarat luntang lantung , bahkan untuk membeli beras makan sehari-hari cuma mampu beli beras sachet - an , merupakan tanda bahwa ada yang salah dalam kepemimpinannya.

*Kalau hanya bisa bagi ini bagi itu , keluar THR sumbang subsidi dimana letak luar biasanya? Luar biasa itu ketika mampu membuat pendapatan perkapita rakyat Indonesia menjadi 20.000 US Dollar yang pada  awalnya pendapatan perkapita kita per Oktober 2017 hanya sebesar US$13.120.

Atau, seperti Umar bin Abdul Aziz yang dalam pemerintahan singkat  29 bulannya mampu mensejahterakan rakyat hingga tak ada yang mau menerima zakat, bukan karena kerja ongkang-ongkang kaki lalu Rp.100juta mengalir begitu saja masuk rekening.

Hebat itu layaknya Umar Bin Khattab yang tegas menegakkan keadilan hukum, sekalipun jika anaknya sendiri yang melanggarnya, bukan pemerintahan yang pilih kasih berdasarkan spesialisasi tingkat kepentingan.

Pemerintahan yang baik itu yang mampu memberikan solusi terbaik untuk dapat melunasi hutang negara yang kini berada dititik Rp5.000 Triliun, bukan justru meminta rakyat untuk berternak 2 juta kalajengking demi mendapatkan 1 liter racun dengan kematian sebagai konsekwensinya.

"Pak de, mau mensejahterakan rakyat atau membunuh rakyat ?"


Benarlah sabda Rasulullah Saw yang berkata :

"Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya." (HR Al-Bukhari dari Abi Hurairah)"

Pertanyaannya, harus menunggu seberapa hancur lagi untuk bertahan dalam sistem penuh rayuan nan mematikan ini?

Yuk, berbuat pergerakan perubahan bersama #2019GantiPresiden
😎😜

BEBAN BERAT UTANG BUMN DAN NASIB RAKYAT



Salamudin Daeng

(Peneliti Asosiasi ekonomi Politik Indonesia – AEPI)


TERSANDERA AMBISI PROYEK

Salah satu strategi pembiayaan pembangunan tertama dalam pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla adalah keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebanyak 114 BUMN yang masih tersisa sampai dengan tahun 2018 (setelah holding BUMN tambang dan BUMN Migas) sebagian diperankan secara maksimal untuk mewujudkan ambisi mega proyek infrastruktur.

Mengapa pembangunan infrastruktur tidak dibiayai seluruhnya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)?

Jawabannya sederhana, dana APBN tidak akan dapat mencukupi, mengingat mega proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah dalam lima tahun nilainya sangat besar yakni berkisar antara Rp. 5000 sampai Rp. 6000 triliun.

APBN sendiri sebagian besar hanya cukup untuk pembiayaan rutin seperi gaji, tunjangan dan kegiatan rutin pemerintahan lainnya.

Sementara utang pemerintah sendiri meningkat berkisar antara Rp. 400 triliun – Rp, 500 triliun setiap tahun (bergantung perkembangan kurs).

Sehingga BUMN dijadikan tulang punggung dalam mencari sumber pembiayaan baik melalui utang maupun dengan cara menjual aset aset BUMN melalui privatisasi.

Sementara saat ini utang utang BUMN sebenarnya telah berada pada level yang cukup mengkuatirkan, terutama BUMN yang berkaitan erat dengan pemenuhan hajat hidup masyarakat banyak.

Demikian juga dengan kepemilikan asing dalam BUMN juga semakin besar seiring dengan upaya privatisasi yang dilakukan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui bursa saham.

Berikut gambaran utang dan kepemilikan swasta dan resiko keuangan beberapa BUMN berdasarkan laporan keuangan masing masing BUMN :


BUMN PERBANKAN

Bank mandiri merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kepemilikan pemerintah pada bank mindiri sebesar 60.6 %. Sebagian lagi saham atau 39.4% dikuasai oleh investor asing. Total asset bank Mandiri mencapai Rp. 1,124 triliun.

Bank Mandiri memiliki utang senilai Rp. 45,08 triliun (2015). Bank ini dipaksa mendanai mega proyek infrastruktur yang disalurkan kepada BUMN lain maupun perusahaan swasta.

Sebuah media internasional terkemuka mengatakan "Indonesia's biggest bank is hurting but its boss is all smiles Kartika Wirjoatmodjo has taken the helm at Bank Mandiri as profits slide and bad loans balloon".

Keuntungan perusahaan jatuh hampir separuh pada 2016 dibandingkan tahun 2015. NPL bank ini sangat buruk yakni berada pada posisi 4.0 (April 2017). 

Mengapa kondisi keuangan Bank Mandiri demikian ? Hal itu terjadi karena pemberian pinjaman dari China untuk membeli saham Newmont Nusa Tenggara. Itulah mengapa Bank Mandiriz baru baru ini berencana akan menjual aset mereka dalam rangka menangani utang yang besar karena kegagalan investasi para taipan yang dibiayainya di sektor tambang.

Sebagaimana diketahui tahun 2016 lalu, tiga bank BUMN yakni  Bank Mandiri, Bank BNI, dan bank BRI “dipaksa” mengambil utang dari China untuk membiayai taipan Indonesia yang tengah sekarat. Pinjaman dari China  (China Development Bank (CDB) senilai US$ 3 dolar dibagi bagikan kepada taipan dan oligarkhi penguasa nasional.

Dana pinjaman CDB oleh Bank Mandiri digunakan juga untuk membeli saham PT. Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) sebuah perusahaan tambang yang mau tutup dan gagal mengembangkan operasinya di Nusa Tenggara Barat. Padahal sebelumnya pemerintah beralasan utang ke China adalah dalam rangka untuk membangun infrastruktur.

Selanjutnya Bank Negara Indonesia (BNI) memiliki utang sebesar Rp. 46,528 triliun.  BNI total debt to equty ratio sebesar 85.16. dana pemengang saham sebesar Rp 109,607 triliun. Sebagian besar adalah pihak asing. NPL perusahaan berada pada batas mengkuatirkan 3%.

Demikian pula halnya dengan Bank Bank Rakyat Indonesia (BRI).  BUMN ini memiliki utang paling besar dari jajaran bank BUMN yakni mencapai Rp. 83,783 triliun dengan Rp. 220 triliun lebih pemegang saham yang sebagian besar adalah asing. NPL perusahaan sangat buruk mencapai 5.61. tampak sekali bank ini hendak dibangrutkan untuk dijual kepada asing dan taipan.

Bank Tabungan Negara (BTN) memiliki utang sebesar Rp. 29,89 triliun, dengan aset 171,8 triliun. dengan debt to equity ratio senilai 194%. Pendapatan bersih bank ini sebsar Rp. 1,85 triliun pada tahun 2015. Keuntungan tidak cukup untuk bayar utang.

Strategi utama menerapakan bunga tinggi yang tentu saja sangat  mencekik rakyat. Sebetulnya Bank ini tidak ada kemampuan sama sekali membiayai mega proyek infrastruktur maupun perumahan yang dibebankan pemerintah.


BUMN INDUSTRI

BUMN Krakatau Steel memiliki utang sebesar Rp. 21,829 triliun, memiliki aset sebesar 3,072 juta dolar. Krakatau Steel memiliki debt to equity ratio sebesar 90,79 % atau pada kondisi keuangan yang mengkuatirkan.

Di tengah maraknya proyek pembangunan infrastuktur besar besaran yang dilakukan Pemerintah Jokowi ternyata krakatau steel yang seharusnya menjadi penyuplai utama kebutuhan bahan baku tidak mendapat keuantungan apapun. Perusahaan ini mengalami kerugian senilai 320 juta USD atau sebesar Rp. 4,32 triliun (Laporan Reuter 2015).

Selanjutnya PT Indosat pada tahun 2015 memiliki utang sebesar Rp. 27,64 triliun. Sementara aset perusahaan sebesar Rp. 55,39 triliun.

Perusahaan telah mengalami kerugian sebesar 1,3 triliun pada tahun 2015. Besar kekuatiran berbagai kalangan asset perusahaan dipreteli untuk dijual satu persatu untuk menutupi kewajiban perusahaan.

PT Semen Indonensia merupakan salah satu BUMN industri yang tersandera utang cukup besar.  Saat ini, perseroan memiliki total utang sebesar Rp13,65 triliun. (Mei, 2017) Utang tersebut terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 8,15 triliu dan jangka panjang sebesar Rp5,5 triliun.

Perusahaan saat ini aktif untuk menjual obligasi dengan bunga antara 8-9% dalam rangka memperoleh sumber pendanaan terutama untuk membayar utang jangka pendek mereka.

Total liabilitas perseroan juga meningkat menjadi Rp 17,14 triliun di September 2017. Tapi total aset perseroan senilai Rp 47,29 triliun. Akibatnya laba bersih perseroan sepanjang 9 bulan tahun 2017 ini yang anjlok 50,16%.


BUMN ENERGI

Utang BUMN Perusahaan Gas Negara (PGN) sudah sangat besar yakni mencapai US$2,852 miliar atau Rp. 38,511 triliun.

Nilai ini setara dengan debt to equity 0.87% (PGN Equity US$ 3,279  miliar), dengan bunga utang 4.57 %. (Laporan PGN Maret 2017).

Sementara pengusaan swasta atas PGN telah mencapai 43% dari asset perusahaan senilai US$ 6,986 miliar. Penguasan swasta dan asing terhadap PGN mencapai 43%. Jika ditambah dengan total utang PGN, maka penguasaan swasta atas PGN telah mencapai 84% dari total asset PGN.

Selanjutnya PT Pertamina sedang digenjot untuk mebiayai berbagai mega project. Salah satunya adalah pembangunan kilang kilang Pertamina. Namun sayangnya pembangunan kilang kilang ini akan menggunakan dana asing dan utang dari pasar keuangan.

Dengan demikian maka asset paling kunci dari Pertamina akan dilego untuk mendapatkan utang. Tidak tanggung tanggung, nilai mega proyek yang akan dibangun Pertamina mencapai Rp. 700 triliun.

Darimana uangnya? Pasti dari utang. Padahal  utang pertamina sekarang sangat besar. Pertamina memiliki utang senilai 8,75 miliar dolar atau sekitar Rp. Rp. 118,125 triliun, aset pertamina 2015 mencapai 45,519 miliar dolar atau senilai Rp. 614,5 triliun.

Namun anehnya perusahaan ini dilarang mendapatkan keuantungan tapi diperbolehkan mencari utang yang besar. Ini sama dengan menjual perusahaan ini dengan diam-diam.

BUMN energy yang paling parah sepak terjangnya adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN).  Sebuah perusahaan bancakan yang sangat empuk dewasa ini. Perusahaan dipaksa memenuhi ambisi pemerintah membangun mega proyek 35 ribu megawatt. Sebuah mega proyek yang menjadi bancakan asing dan taipan.

Darimana sumber dananya? Tidak lain dari utang baik melalui tangan PLN langsung maupun menggunakan tangan Negara. Utang dan kewajiban PLN telah mencapai Rp. 500,175 triliun. Ini merupakan perusahaan dengan rekor tertinggi dalam mengambil utang. Total utang PLN dapat mencapai 100 % dari total asset jika mengacu pada nilai aset sebelum revaluasi.

Sementara laba bersih PLN berdasarkan laporan keuangan mereka hanya tahun 2016 sebesar Rp 10,5 triliun. Pencapaian tersebut turun dibandingkan laba bersih 2015 yang sebesar Rp 15,6 triliun.

Pertanyaannya sampai kapan perusahaan ini dapat membayar utangnya?. Meskipun seluruh keuntungan PLN dialokasikan untuk bayar utang, maka utang tersebut tidak akan dapat dilunasi selama 50 tahun ke depan.


BUMN KARYA

BUMN PT Adhi Karya dipaksa masuk ke dalam perangkap utang yang besar. Reuters melaporkan keuntungan perusahaan year on year jatuh hingga -32.40% tahun 2017.

Padahal penerimaan perusahaan meningkat dari  Rp. 9.39tn menjadi Rp. 11.06 trilun. Akibat perangkap utang yang dibuat pemerintah perusahaan ini tersandera utang yang sangat besar.

Utang Adhi Karya (Persero) Tbk PT telah mencapai  43.68% dibandingkan aset (debt to aset ratio) meningkat dari 37.90% tahun sebelumnya. Sementara cadangan  (cash reserves) Adhi Karya (Persero) kurang dari Rp. 1 triliun atau hanya 10 % dari utang perusahaan. Perusahaan ini benar benar ditempatkan ditepi jurang yang sangat besar demi ambisi penguasa.

Kondisi Utang BUMN infrastruktur belakangan ini smeakin memburuk. Hingga Bulan July 2017, total utang dari empat BUMN infrastruktur meningkat sebesar Rp. 42,9 triliun atau meningkat 134% debandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni meningkat 18,3 triliun.

Secara keseluruhan total utang empat BUMN yakni  PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., and PT PP (Persero) Tbk., diperkirakan akan meningkat Rp 100.7 trillion pada tahun 2019 dengan melihat trend peningkatan saat ini dan besarnya kebutuhan pendanaan infrastruktur.

Pada sisi lain kemapuan keuangan empat perusahaan BUMN tersebut kian sempit. Sumber keuangan yang ada hanya cukup untuk membayar bunga utang. saat ini debt to equity ratio (DER) empat perusahaan tersebut sudah beradatingkat yang membahayakan. 

Nilai DER pada tahun 2015 ketika Jokowi mulai berkuasa telah mencapai  108%. Sekarang ini DER empat BUMN kontraktor pemerintah ini mencapai 134% dapa 2015 dan diperkirakan 165% paa tahun 2019 mendatang.


KESIMPULAN

Utang BUMN yang semakin besar tersebut muaranya akan menghilangkan kesempatan BUMN untuk mengabdi pada kepentingan bangsa, negara dan rakyat.

BUMN dimasa yang akan datang semakin sibuk mengurusi utang dan membebankan kewajiban tersebut kepada masyarakat. Caranya adalah dengan menaikkan harga barang dan jasa public seperti menaikkan tarif dasar listrik, manaikkan tarif tol, menaikkan harga BBM, dan termasuk mencekik rakyat dengan bunga yang tinggi.

Sisi lain Pemerintah menyuntikkan dana melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Suntikan dana PMN kepada BUMN tersebut tentu saja mengorbankan anggaran subsidi yang seharusnya diberikan kepada rakyat. Seluruh subsidi listrik, bbm dan layanan umum lainnya dihapuskan oleh pemerintahan ini sejak awal berkuasa.

Akibatnya di tengah  pesta pora oligarki penguasa, taipan dan asing yang meraup keuantungan dari mega proyek infrastruktur, daya beli masyarakat merosot, ketimpangan ekonomi meningkat, pengangguran dan kemiskinan justru makin bertambah.

###

YUSRIL IHZA MAHENDRA BERSYUKUR ALFIAN TANJUNG DIBEBASKAN

JAKARTA, 30/5/2018
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) bersyukur Ustadz Alfian Tanjung akhirnya dibebaskan oleh majelis hakim Pengadilan Jakarta Pusat. Perbuatan Alfian memang ada dan terbukti, tetapi apa yang dilakukannya bukanlah tindak pidana, sehingga dia dibebaskan atau dilepaskan dari segala tuntutan hukum.

Majelis hakim berpendapat, Alfian hanya mengcopy paste tulisan politisi PDIP Dr Ribka Tjiptaning dalam buku berjudul “Aku Bangga Jadi Anak PKI” yang mengatakan bahwa 85% PDIP isinya adalah kader PKI. Tulisan dalam buku Dr Ribka tidak pernah dibantah oleh pimpinan PDIP. Buku itu beredar bebas dan telah dicetak sekitar 2 juta exemplar. Namun anehnya, Sekjen PDIP yang dihadirkan sebagai saksi di persidangan mengatakan tidak tahu tentang buku Dr Ribka Tjiptaning itu.

Dengan demikian apa yang dikutip Alfian, tidaklah termasuk ujaran kebencian sebagaimana dimaksud oleh Pasal 29 ayat 2 UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Maka demi keadilan, Alfian harus dibebaskan atau dilepaskan dari segala tuntutan hukum, jelas Yusril.

Dalam kapasitasnya sebagai guru besar hukum tata negara, Yusril dihadirkan ke persidangan Alfian untuk didengar keterangannya sebagai ahli, apakah yang dilakukan Alfian termasuk tindak pidana atau bukan. Ketika itu, dengan tegas Yusril mengatakan bahwa Alfian berbicara sebagai warganegara yang dijamin haknya untuk mengekspresikan pendapat, tanpa harus dianggap ucapannya sebagai ujaran kebencian. Sebagai seorang ustadz, Alfian wajib berdakwah melakukan “al amru bil ma’ruf wan nahyu ‘anil munkar”.

Alfian sangat prihatin dengan ancaman Komunisme secara resmi ajaran dan kegiatannya dilarang di negara kita. Karena itu, sangat mengherankan jika PDIP tidak bereaksi atas tulisan Dr Ribka dalam bukunya yang sudah beredar luas. Tetapi ketika Alfian mengutipnya malah dilaporkan ke polisi sebagai melakukan ujaran kebencian, lalu Alfian ditangkap dan diadili.

Yusril memuji keberanian majelis hakim PN Jakarta Pusat yang tetap berani memutuskan perkara dengan adil, tanpa khawatir tekanan penguasa yang akhir2 ini sering mengkriminalisai ulama, ustadz dan aktivis Islam. “Saya berharap perkara Ustadz Alfian Tanjung selesai, karena terhadap putusan lepas dari segala tuntutan hukum mestinya tidak ada banding dan kasasi. Karena itu mari kita junjung tinggi demokrasi dan kebebasan menyatakan pendapat” kata Yusril mengakhiri keterangannya kepada media.*

EROPA AKAN JADI BENUA MUSLIM DALAM BEBERAPA DEKADE MENDATANG TANPA KEKERASAN



Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa Jerman telah gagal untuk memahami bagaimana imigran Muslim telah mengubah negara mereka dan harus menerima kenyataan bahwa jumlah masjid lebih banyak dari gereja di seluruh negeri, menurut harian Frankfurter Allgemeine Zeitung.

"Negara kita akan terus berubah, dan integrasi (proses pembauran) juga merupakan tugas bagi masyarakat dalam menghadapi imigran," kata Ms. Merkel dalam surat kabar harian. "Selama bertahun-tahun kita telah menipu diri sendiri tentang ini. Masjid, misalnya, akan menjadi bagian lebih menonjol dari kota-kota kita daripada sebelumnya. "

Jerman, dengan penduduk 4-5 juta Muslim, dalam beberapa pekan terakhir telah terbagi dalam perdebatan atas pernyataan oleh Bundesbank Thilo Sarrazin, yang berpendapat bahwa imigran Turki dan Arab telah gagal untuk membaur dan telah membanjiri Jerman dengan angka kelahiran yang sangat tinggi.

Pernyataan Kanselir mewakili pengakuan resmi pertama bahwa Jerman, seperti negara-negara Eropa lainnya, ditakdirkan untuk menjadi benteng Islam. Dia telah mengakui bahwa negara tersebut akan segera menjadi benteng.

Di Perancis, 30% dari anak usia 20 tahun ke bawah adalah Muslim. Rasio di Paris dan Marseille telah melonjak 45%. Di Perancis selatan, jumlah masjid lebih banyak dari gereja.

Situasi di Britania Raya tidak jauh berbeda. Dalam 30 tahun terakhir, populasi Muslim di sana telah naik dari 82.000 menjadi 2,5 juta. Saat ini, ada lebih dari 1000 masjid di seluruh Inggris - - banyak yang dikonversi dari gereja.

Di Belgia, 50% dari bayi yang baru lahir adalah Muslim dan dilaporkan penduduk Islamnya lebih dari sekitar 25%. Sebuah statistik yang sama berlaku untuk Belanda.
Cerita yang sama juga di Rusia di mana satu dari lima penduduk adalah Muslim.

Muammar Gaddafi pernah menyatakan bahwa "Ada tanda-tanda bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada Islam di Eropa tanpa pedang, tanpa senjata, tanpa penaklukan. Kita tidak perlu teroris; kita tidak perlu pelaku bom bunuh diri. 50 juta Muslim lebih (di Eropa) akan mengubahnya menjadi benua Muslim dalam beberapa dekade. "

Angka-angka [statistik] telah mendukungnya.

http://spinzon.com/muslim-immigration-has-transformed-their-countr/

Disclaimer: ini ulasan ilmiah dg data empirik, bukan topik SARAP blasse

Kesimpulan saya setelah nonton ILC episode "Misteri e-KTP", 29 Mei 2018 TV ONE

Oleh Mbak  Iramawati Oemar

Kesimpulan saya setelah nonton ILC episode "Misteri e-KTP", Pak Karni Ilyas sebenarnya sama dengan kebanyakan kita, beliau punya pertanyaan dan keyakinan :
👉 Kenapa e-KTP yang rusak sejak 2010 itu tidak langsung digunting sejak dulu, setiap waktu, sehingga tidak menumpuk sebanyak sekarang. Pertanyaan ini tidak pernah dijawab secara eksplisit oleh pak Dirjen Disdukcapil. Selalu jawabannya kemana-mana, sampai lupa esensi inti pertanyaannya yang sebenarnya sederhana. Cukup dijawab kenapa kok gak digunting dari dulu, itu saja.

👉 Terungkapnya hal ini sudah kehendak Allah. Sampai-sampai quote-nya yang biasanya dari ucapan para tokoh dunia, kali ini dari Al Qur'an. Tidak ada satu helai pun daun jatuh tanpa kehendak Allah.
Keyakinan pak Karni ini jelas terlihat ketika beliau berulang kali menanyakan kok bisa kardus itu jatuh dari truk, padahal sudah ditutup pakai terpal dan diikat pula.

Subhanallah...
Kalau sudah kehendak Allah, maka penjelasan apapun dari manusia gak akan bisa menjawab serangkaian tanya lainnya yang menyusul muncul setiap kali satu argumen disampaikan.

Entah kenapa pak Dirjen Disdukcapil keburu berharap malam Lailatul Qadar. Apakah beliau berharap ampunan Allah, sehingga prahara ini cepat berakhir?!

Dari dulu saya selalu percaya, tugas kita sebagai manusia hanyalah memaksimalkan ikhtiar. Setelah itu serahkan pada Allah. Karena Allah tak pernah luput melihat upaya kita. DIA akan "turun tangan" pada waktunya, mengambil bagian yang manusia tidak sanggup melakukannya.

Seperti ketika Pilgub DKI.
Ketika kita sudah memaksimalkan ikhtiar, eeeh yang disana juga memaksimalkan taktik merayu pemilih dengan bagi-bagi sembako secara luar biasa masif.
Sebagian kita mungkin putus asa, membayangkan rakyat kecil akan terbujuk.
Ternyata..., hasilnya malah sebaliknya.
Bahkan dampaknya, swinging voters (pemilih mengambang) yang tadinya netral, jadi muak melihat hujan sembako ugal-ugalan sampai di hari tenang.
Akhirnya, swinging voters pun ogah pilih yang bagi-bagi sembako.

Saya yakin, peristiwa akhir-akhir ini sedikit banyak akan berpengaruh juga pada swinging voters yang belum menentukan sikap untuk 2019 nanti.
Setidaknya ada 2 hal yang membuat publik curiga dan juga muak, karena anomali dengan yang dialami masyarakat.
Yaitu :
✔ Ribuan blanko e-KTP yang katanya rusak, sementara masih ribuan orang yang sampai saat ini masih belum mendapatkan e-KTP meski telah bertahun-tahun mengurus.
✔ Fantastisnya gaji bulanan orang-orang yang duduk di BPIP plus dirapel setahun pula, sementara negara sedang dililit hutang dan rakyat sedang prihatin karena makin beratnya beban hidup akibat kondisi ekonomi yang tidak bagus.

***

Seorang pakar hukum pidana yang dapat giliran belakangan, juga menyatakan bahwa tercecernya e-KTP ini adalah PERINGATAN dari ALLAH.
Wah lebih tegas lagi ini.
"Peringatan", artinya ada yang salah, ada yang dilanggar, sehingga turunlah peringatan.
Astaghfirullah hal 'adzhiim...

Pak Karni menutup acara dengan kalimat : publik sangat sulit percaya karena seumur hidup sudah terlalu sering DIBOHONGI.
Wamakaru, wamakarallah.
InnaLlaha khoirul maakiriin. (dibacakan artinya oleh Pak Karni).

Saya teringat lirik lagu tahun '80an, penyanyinya Nicky Astria, rocker top saat itu.
🎼 "Pada setiap perlombaan, mencari kemenangan yang tertinggi, sering kita terlupa akan kodrat Sang Pencipta. Lalu terus berlari, tanpa arah yang pasti" 🎵

Bagian reffrain :
"Kemenangan yang tercapai menjadi sia-sia, bila hanya melahirkan penderitaan semata. 🎶
Kemenangan sang juara menjadi tak bermakna, bila meninggalkan ribuan hati yang terluka." 🎶

Seperti kata Bang Karni saat menutup ILC malam ini : "sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak akan percaya".
Meninggalkan ribuan hati yang terluka, ya karena merasa dibohongi, merasa dicurangi.
Meski mungkin secara hukum formal kecurangan itu tidak bisa dibuktikan, tapi publik punya opininya sendiri.
Meski seakan tidak ada hubungannya secara langsung, tapi penderitaan yang tercipta kemudian adalah buntut dari kemenangan yang menabrak qodrat Sang Pencipta.
Karena terganggunya kesetimbangan hukum alam, maka semesta pun tak akan berpihak.

Orang-orang beriman pasti percaya ini.
Orang-orang yang yakin bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja, pasti takut berbuat curang.
Yang tidak percaya, yang beranggapan bahwa kehidupan hari akhir hanyalah dongeng ramalan belaka, boleh saja menyangkal. Seperti halnya Fir'aun dahulu terus saja menyangkal eksistensi Allah, Tuhan semesta alam.

Ya Allah, berilah kami pemimpin yang TAKUT hanya kepadaMU.
Berikan kami pemimpin yang menghamba kepadaMU, bukan menjadi kacung pemodal yang hanya berpikir duniawi semata.
Anugerahilah kami pemimpin yang paham makna AMANAH, bahwa kelak itu akan ditagih dan dibebankan kepadanya, disaat tidak ada lagi pembelaan dari siapapun dihadapan pengadilanMU.
Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin...

(Iramawati Oemar)